Tuesday, July 13, 2010

Hidup itu memang kejam, tapi....

Lihatlah sesuatu dari 2 sisi. Aku sangat menyukai kalimat tersebut. Dan sebisa mungkin, aku menerapkan kalimat tersebut dalam kehidupanku. Kenapa?? Ya karena biasanya orang - orang hanya memandang sesuatu dari salah satunya saja. Aku ingin semua menjadi berimbang. Tidak selamanya yang baik itu baik dan yang buruk itu buruk. Setuju??? hah..engga?? yowes, terserah anda, setuju atau tidak akan tetap aku lanjutkan..hehehehe...=)
Bagiku dan juga mungkin bagi kalian semua, hal yang paling gampang dilakukan adalah menjudge sesuatu, dan hal yang paling sulit dilakukan adalah mengerti. Kenapa aku bilang begitu?? Yah memang begitu adanya. Coba saja jika kalian disuruh menilai seseorang atau menilai suatu keadaan, tidak perlu waktu lama, hasilnya akan segera kalian dapatkan. Tetapi jika disuruh mengerti seseorang atau mengerti suatu keadaan, aku berani jamin, kalian pasti membutuhkan waktu yang relatif lebih lama daripada menjudge nya. Contoh gampangnya adalah diriku ini, diusia 4 tahun, papaku mengajariku belajar membaca, salah satu huruf saja, maka penggaris besi akan mendarat dijemariku. Masih kuingat dengan jelas, aku menangis, dan tentu saja aku membenci papa dan menjudge nya sebagai orang jahat saat itu juga. Tapi kebencianku itu perlahan terkikis oleh waktu dan rasa terima kasih. Diusia taman kanak - kanak, aku sudah pandai membaca, dikelaspun hanya aku yang paling lancar dalam membaca. Coba saja dulu papa tidak mengajariku dengan keras, mungkin aku akan sama dengan kedua adikku yang tumbuh dalam pengajaran mama yang tentu saja tidak akan tega "main kasar" terhadap buah hatinya, mereka berdua baru bisa membaca saat di sekolah dasar. Contoh yang kedua adalah mamaku, beliau dibesarkan oleh ibu tiri, memang, tidak semua ibu tiri itu kejam, tapi tahu sendirilah reputasi ibu tiri itu bagaimana dan seperti apa. Walau masa kecil mamaku tidak menyenangkan, karena waktu bermainnya lebih sering digunakan untuk mengerjakan "pekerjaan rumah" dari nenek, mama tidak membenci nenek, kalau dulu mungkin iya kata mama, mama membenci nenek, tapi sekarang beliau malah berterima kasih, karena berkat pengajarannya, mama bisa seperti sekarang, dan contoh yang ketiga dan terakhir adalah kekasihku. Berdasarkan cerita yang kuperoleh darinya, hidupnya dijalani dengan penuh keringat dan air mata. Aku sungguh senang ketika dia bercerita tentang kehidupannya dulu yang memerlukan banyak perjuangan. Bukan, aku bukannya senang mendengar dia menderita. Aku senang mendengarkannya bercerita, karena diakhir cerita dia selalu berkata ( yang intinya ) jika hidup tidaklah kejam, maka dia tidak akan menjadi dia yang sekarang, kejamnya hidup sebagai cambuk untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Eh iya, ngomong - ngomong, maksud dari postinganku yang ini apa yah???
** garuk - garuk kepala, berfikir keras**






**hanya ingin menyampaikan bahwa apa yang kita nilai baik, tidak selamanya baik, dan apa yang kita nilai buruk, tidak selamanya buruk, hidup itu kejam, karena memang sudah hukumnya begitu, tetapi dibalik kejamnya hidup, ada suatu pembelajaran bagi kita**


*sumber : pikiran yang lagi konslet

No comments:

Post a Comment