Wednesday, August 18, 2010

MERDEKA!!

Senangnya kalau gwe bisa mengatakan "Merdeka" kenceng-kenceng. Bukan cuma karena gwe sedang euforia hari kemerdekaan saja, tapi juga merayakan selesainya acara revisi yang memakan waktu dan tenaga gwe. Sayangnya kegiatan ini tidak diimbangi dengan kecepatan administrasi yang gwe harapkan untuk menyelesaikan urusan gwe di kampus secepatnya. Alhasil dalam beberapa waktu ini gwe akan masih harus bolak balik ke kampus.

Nggak ada hubungannya dengan kemerdekaan yang itu, gwe ingin memerdekakan para pembaca yang baik hati ini dengan entry gwe kali ini.

Di negara kita yang merdeka ini, gwe tahu masih banyak orang yang belum mengalami kemerdekaanya. Banyak dari antaranya bahkan tidak sadar kalau mereka belum merdeka. Tapi sebelum kita berpanjang-panjang untuk urusan merdeka merdeki ini, baiknya kita cari tahu dulu, apa arti kata merdeka.

Menurut KBBI:

mer·de·ka /merdéka/ a 1 bebas (dr perhambaan, penjajahan, dsb); berdiri sendiri: sejak proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 itu, bangsa kita sudah --; 2 tidak terkena atau lepas dr tuntutan: -- dr tuntutan penjara seumur hidup; 3 tidak terikat, tidak bergantung kpd orang atau pihak tertentu; leluasa: majalah mingguan --; boleh berbuat dng --;
-- ayam ki bebas merdeka (dapat berbuat sekehendak hatinya);
me·mer·de·ka·kan v menjadikan merdeka; membebaskan (diri); melepaskan dr penjajahan dsb; memberikan kebebasan: Inggris telah - tanah-tanah jajahannya;
pe·mer·de·ka n orang (negara dsb) yg memerdekakan;
ke·mer·de·ka·an n keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dsb); kebebasan: - adalah hak segala bangsa;
se·mer·de·ka-mer·de·ka·nya adv tidak terpengaruh (oleh apa dan siapa pun); bebas atau lepas sama sekali: seni lukis harus - dr segala ikatan moral dan tradisi untuk dapat hidup

Sudahkah gwe merdeka? Sudahkah kita merdeka?

Hm...

Ketika gwe melihat ke sekitar gwe beberapa hari ini, gwe baru menyadari bahwa kemerdekaan itu hanya lip service saja. Buktinya masih banyak mereka yang masih terikat ini dan itu, dan membuat mereka tidak bisa menikmati menjadi diri sendiri. Beberapa terikat dengan masalah perekonomian, yang lain terikat dengan masalah pendidikan. Tapi yang paling menyedihkan adalah...

...

Mereka yang terikat masalah percintaan.

*digebukin massa*

Serius amat sih?

Iya... iya... gwe sebenernya cuma mau mengungkapkan bela sungkawa gwe kepada mereka yang masih in the closet sehingga belum merdeka buat PDA di luaran. Tapi berhubung ini juga masih bulan puasa, toh nggak ada yang berniat digebukin FPI pas lagi PDA kan?

Uhm... Gwe lagi ga serius nih, kabur dulu yah...

...

MERDEKA!!

Was was !

Makan bersama seorang teman pria tadi siang mengingatkanku ketika kami BBMan beberapa minggu yang lalu…nama pria itu Luki usianya terpaut 5 tahun dibawahku dan kami berbeda departemen, pria yang cukup tampan, rapi, bersih, pandai dan agak bawel. Aku sudah lama mengenalnya dan biasa saling bercerita masalah pekerjaan dan wanita, beberapa gebetannya dulu adalah teman-teman kosku.. Kurang lebih begini percakapannya beberapa minggu lalu aku masih sangat ingat intinya….

Luki : sibuk mbak…
Aruna : Gak, napa?
Luki : cewe yang sering bareng kamu itu siapa?
Aruna : Hah? Yang mana?
Luki : yang tadi siang waktu kita ketemu deket ruanganku.
Aruna : oh hahahaha….kenapa? mantan partner kerjaku tp udah pindah bagian sekarang
Luki : siapa namanya? Departemen mana sekarang? Kok aku baru lihat ya?
Aruna : hahaha napsu bener? Namanya Didi anak project.
Luki : Lesbianmu ya mbak? Hehehe..
Aruna : hahaha ngawur…( ngetik sambil bingung )
Luki : ih lesbianmu bukan?
Aruna : hahaha kenapa sih? Sana kalo mau deketin masih single kok
Luki : oh masih suka batangan toh kamu? Aku kan Cuma nanya
Kalo itu lesbianmu ya aku ijin deketin
Aruna : hahahaha….( padahal bingung mau jawab apa )
Luki : eh dia lebih tua ya dari kamu mbak?
Aruna : wakakakkk tampang aku muda ya? dia 2 tahun di bawah aku kok, tetep aja kamu
Brondong. Kamu tuh selalu nanya-nanya cewe tp gak dapet-dapet
..................................................................................

Masih banyak percakapanku dengannya, tapi yang paling aku garis bawahi adalah masalah dia menyinggung tentang lesbian. Aku cukup kaget ketika Luki menyampaikan apakah Didi adalah partner lesbianku…teman-teman dekat dikantorku memang rata-rata wanita, tapi mungkin kebetulan yang selalu bareng aku kalau ketemu Luki itu Didi. Sebenarnya aku agak jengah dengan pertanyaannya, aku memang masih menutup diri mengenai orientasi seksualku. Terkadang ngeri juga mendapat tatapan aneh para pria dengan bahasa tubuh seperti mengatakan “ jangan-jangan Aruna lesbi”

Luki dan Didi semakin dekat, sesekali mereka mengajakku jalan bareng dan ngopi bareng dikantor. Didi pernah menyampaikan perkataan Luki kepadaku “ Runa, kata Luki loe disuruh kembali ke jalan yang benar…” hehehe aku cuma tertawa sederhana dan hanya berkata “sialan”. Terkadang aku takut bagaimana jika beberapa orang memang tahu aku lesbian? Tak jarang aku menginstropeksi diri, kembali mengingat apakah ada kesalahan gerakan atau merayu wanita didepan umum? Atau apakah aku tanpa sengaja pernah memandang wanita cantik tanpa berkedip di depan para sahabatku? Tapi sepertinya aku cukup sopan kok, tidak pernah merayu wanita dan aku tidak pernah menyentuh secara fisik ataupun melecehkan wanita…

Hmmm atau mungkin pernah ada yang melihat ketika para wanita mulai gemas kepadaku? Apa ada yang lihat ketika Dora mencubit pipiku dengan gemas? Atau ada yang lihat ketika terkadang beberapa teman wanita dengan semaunya mengacak acak rambutku, iseng mengepang rambutku yang cuma secuil, atau sekedar merengek manja padaku? Ahhhhh entahlah…serba salah jadinya…

Sama seperti ketika partner kerjaku mengejar beberapa pertanyaan kepadaku mengenai seorang wanita yang baru bertemu aku sekali namun kenapa ngobrolnya hanya mau denganku? Dan aku hanya menjawab “ meneketehe…meneketehe..meneketehe…” Hahahaha…sepertinya aku harus mempertebal topeng penyamaranku….

Tuesday, August 17, 2010

Dirgahayu Republik Indonesia


Segenap penulis A12T mengucapkan
Dirgahayu ke 65
Republik Indonesia

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan.





Sunday, August 15, 2010

Kleine Sibuk Sekali

Betapa sibuknya gwe sampai-sampai gwe harus absen sekian lama dari kehidupan perhomoan gwe. Bahkan gwe nggak sempet cuci mata ada anak-anak baru di kampus karena gwe TERLALU konsentrasi sama revisi gwe yang nggak kunjung selesai. Jelaslah ini pertanda bahwa dinyatakan lulus sidang bukan berarti penderitaan lo sudah berakhir, tapi justru mengantar lo ke penderitaan yang lebih besar.

Btw yah...

Di antara kesibukan gwe yang menyiksa semacam ini, masih loh sempet-sempetnya berpikir tentang banyak hal. Tentunya karena gwe ini sebenarnya seorang tipe pemikir sejati.

Jadi ceritanya kemarin gwe liat profil FB salah seorang anak kampus. Brinding gitu.

Well... gwe kan emang pada dasarnya tante-tante penyuka brinding, jadi begitu lihat anak ini rasanya seneng aja. Tapi, gwe ga tau ini anak beneran brinding atau bukan >_<

Gwe nggak setuju dengan blog tetangga yang bilang bahwa F bunya gaydar lebih tajam daripada B/A. Soalnya gwe sama sekali nggak bagus gaydarnya, malah brinding gwe yang lebih canggih dalam soal per-radar-an. So, intinya gwe mau mengatakan bahwa gwe ga tau apakah si anak ini brinding atau bukan.

Nah... inilah yang membuat gwe berpikir...

Kalau sebenernya secara fisik, makhluk yang bersangkutan udah brinding banget, kalo liat di kampus juga gayanya brinding begitu... tapi begitu nulis di wall FB (FB nya sendiri, bukan FB gwe), tullisannya girlish gitu. Kan gwe jadi rancu. Meskipun gwe penyuka brinding, tapi kan bukan berarti gwe pakar brinding profesional >_<

Sebenernya gwe mengerti sih kenapa beberapa brinding harus bertopeng girlish kemana-mana, meskipun mereka lebih pede kalau muncul di luaran dengan rambut cepak, jins, dan keds. Meskipun di mata gwe malah keliatan ngondek ala binan, tapi ya sudah lah, mungkin itu tuntutan yang ada di sekitar mereka. Membuat mereka harus berlaku selayaknya perempuan. Gwe jadi kasian sama brinding-brinding lain yang belom CO.

Pasti sengsara banget deh kalau di acaara-acara formal harus pake gaun dan didandanin pake make up. Pasi sengsara banget deh kalo di depan keluarga besar harus duduk rapet ga boleh ngengkang kaya biasanya. Pasti susah banget kalau di foto keluarga harus senyum manis ga boleh gaya metal. Pasti mau bunuh diri kalau udah dipaksa pake high-heels...

Untungnya gwe F... *dibantai pemirsa*

Satu-satunya penderitaan gwe adalah ketika gwe ditanya oleh keluarga besar (yang masih belum nyadar juga bahwa brinding yang suka gwe bawa kemana-mana itu patjar gwe)... sometimes i wonder how blind some people could be. *sigh*

Anyway... kayanya post segini cukup panjang deh buat orang yang lagi sibuk. Teman2 A12T, chat nya kapan2 yah... gwe lagi sibuks bukan main...

Friday, August 13, 2010

Do You Want to be Like They want You to be?

Hari ini gw mulai kuliah. Mata kuliah pertama itu PSIKOLOGI WANITA. Seru ya judulnya? Dosennya adalah ibu Nani-Nu beserta 3 dosen lainnya yang bakal ngajar bergantian. Dari ke-4 dosen ini, memang Ibu Naninu yang paling "expert" soal wanita.

Okay, ice breakernya cukup simple, dya nanya:
"Kenapa kalian ambil Psikologi Wanita?"

dan
ENG ING ENG, gw donk yg pertama disuruh jawab. Terbata-bata, gw pun menjawab "soalnya mata kuliah ini sepertinya menarik dan saya memang mau ambil skripsi soal ini" padahal dalam hati,"Basically because I'm a lesbian who still dont know what women want in LIFE"

Setelah itu, dya membahas soal teori2 yang menyangkut perempuan gt. Dari Freud ampe Jung dibahas. Freud pernah bilang, "Apa yang diinginkan wanita? Itu sebuah misteri" dan gw dalem hati teriak,"BENER OM!" huhuhu, gw sebagai "i'm not a girl, not yet a woman" pun masih mikir, "what do i want in life? So much to ask, not much to do anything significant to achieve it"


Lalu bu Naninu berinisiatif dengan bilang "Ambil kertas yuk. Buat lingkaran kecil, didalamnya ada simbol perempuan" [jangan sedih, di kelas gw ada COWOK 1, gw cukup salut dya mau ikut mata kuliah ini]

Instruksi selanjutnya : Tulis karakteristik, cita2 dan ambisi kamu Lalu buat lingkaran lagi yang lebih besar dari lingkarang simbol perempuan, tulis bagian dari masyarakat yang paling mempengaruhi kamu.

Gitu terus sampe ada 6 lapis. Di lingkaran gw ada "friends", "family", "keluarga besar", "gay-friends", "masyarakat" dan "media".

Dari yang gw tulis itu, gw disuruh tulis tuntutan mereka terhadap gw. [tenang, being a hetero gw kasih ke urutan paling juara deh]
As u can see, BANYAK sekali yang bertentangan dengan karakteristik,ambisi dan cita2 yang telah gw tulis. Gw sebagai individu ingin mengembangkan diri sebaik2nya, disisi lain, mereka menekan dengan berbagai macam tuntutan yang bikin gw dalam kondisi TERJEPIT. Terjepit as in "gw mau menjadi diri gw sendiri, tp dengan begitu, gw gak akan diterima oleh sebagian masyarakat" yah, hal-hal seperti itu. It got me thinking, "how do i can cope with it?"

Selagi gw melanglang buana dengan pikiran gw, dia mulai masuk ke buku2 referensi gitu. Ada 4 salah satunya itu "motherhood" dan dia bilang

"Menjadi IBU adalah peristiwa biologis, sedangkan penhayatan menjadi IBU adalah sublimasi psikologis"


BINGUNG GAK?

Gw memberikan tampang, "hah?"


Dosen gw bilang, sublimasi psikologis itu seperti layaknya Ibu memproyeksikan kebutuhan dan norma-norma yang ia punya kepada anaknya, terutama anak perempuan.
Contoh gampangnya, si Ibu dulu gak bisa beli fancy clothes dan heels for kids, makanya ia ngedandanin anaknya dengan baju-baju yang ia suka dan makein heels untuk anaknya biar keliatan "HITS" [padahal anak make heels itu gak appropiate]

Pas gw ngedenger itu, gw langsung mengasosiasikan hubungan gw sama nyokap. Bener juga ya..banyak hal yang ia wariskan ke gw walaupun gak ekstrem ortu jaman skarang [yang masih pake baju kayak anak ABEGE] I remember she used to say "Fey dont do this.. Dont do that"
oh iya, ini gambar oknum M [for Mama]

Maaf agak lompat sedikit, dosen gw memberi contoh "siklus KDRT" jadi kalau mamanya di-abuse sama papanya, si anak cewe cenderung mencari pasangan yang ujung2nya bakal ngegebukin dya juga. Hmm terdengar aneh? tp banyak kasus yang seperti ini. Hal ini nunjukin bahwa siklus sperti ini tidak lepas dari bayangan ibunya yang dulu juga diperlakukan sama seperti itu.

CONFUSED? good, now u're thinking.


Do u want to be just like ur mother? [dengan bonding/attachment yang kuat antara ibu dan anak]

Do u want to be just like everyone tell u so? or do u want to be just like yourself?


For me, i know I dont want to have a cold relationship with my partner [if i have one]
I know I dont want to have cheating partner and cry in the middle of the night, wishing some miracles that
only happened once in 10 years.
I know I dont want to end up, being someone who obeys any rule that is given without knowing the term "happiness"

im so sorry, i dont want to feel pathetic for myself. Its hard enuf to deal with my "negative thoughts" and i dont want to be like my mother. She's great and everything and i believe i can do better than her [kepikiran untuk gak punya anak]hmm.. then again, gak semua yang dikatakan orang lain benar itu BENAR adanya.


"val, jangan jadi homo"

"val, jangan behave kayak begitu di rumah duka"
"val, jangan ngondek"


Its ur life and u're the captain of your boat..kalo ada awak kapal yang macem2, turunin di dermaga terdekat dan cuss ke pulau pelangi..hihihi..

Friday, August 6, 2010

The Only Constant Thing is CHANGE


Ampir seminggu gw baru bisa update "relationship status". Not that its important to anyone, cuma baru hari ini gw ngerasa LEGA setelah diputusin.

It was a good break-up. Gak ada teriak-teriakan ala sinetron maupun lempar-lemparan handphone ala mak-bapak gw. Semuanya sangat aman, karena terjadi via SMS. I know, via sms. Jujur, gw prefer ketemuan tetapi waktunya gak mungkin krn itu udah larut malem bgt. Berantem paling enak malem2 jadi finishing touchnya itu nangis dan bawa tidur, end of story. Untuk tponan juga gw gak setuju tuh. Tau kan gimana susahnya denger suara orang kalau udah galau-serek2-pengen-nangis-tapi-mau-pura2-nothing-happend? daripada gw salah menginterpretasi dan jadinya malah brantem beneran, gw smsan aja ma dia dan akhirnya [JENG JENG JENG] diputusin.

Alasan : Udah cape berantem karena hal-hal kecil.

its sad to argue with sum1 u love bcoz small things like "kita ganti AKU KAMU jadi GW LO aja gimana?" or "bales smsnya lama banget, twitteran aja mulu" [man, it was only 16mins] bukan karena orang ketiga [contoh "i'm sorry, i slept with your siblings in one time] atau keluarga [contoh "mamaku jodohin aku sama pengusaha plastik di negara Jepang"]

YA APAPUN ITU, yang namanya PUTUS itu gak enak di kedua belah pihak [sePENGEN2nya lo putus ma orang, pasti ada rasa gak enak lah walaupun paling range waktunya cuma 1-5 menit] but still, break up sucks. Break up gak jelas karena "im lazy to deal with u anymore" ITU LEBIH SUCKS lagi..so dont be sad [JANGAN SEDIH] karena hidup lo gak akan terputus cuma karena daily hassles macem gini [daily hassles lainnya itu seperti macet, polusi jakarta, DPR MPR gabut dan ocehan orang tua]

Anyway, pagi ini gw terbangun dan buru2 tweet:

@trueorvalz There r a lot of RAINBOW FISH in the POND.. Guten Morgen!

gw merasa lebih baik. Bukan, bukan karena gw ditalak 3 lalu langsung cari mangsa di "pond" itu tapi gw tersadarkan akan 1 hal. Akhirnya gw bisa memutuskan lingkaran "sayang-brantem-putus-sayanglagi-brantemlagi-putuslagi[ulangi 39x]" dan bener2 fokus sama apa yang ada di depan mata gw. Gw bisa melihat break-up ini sebagai significant event yang esensial dalam perubahan gw menjadi orang yang lebih "BARU". Maksud gw baru adalah, orang yang MAU dan NIAT keluar dari lubang "i'm in love with hetero who is not sure IF she wants to be with me".

Rasanya keluar dari lubang itu memang sakit karena di dalam lubang itu gw udah merasa nyaman dan "senang dengan keterpurukan gw di dalam lubang". Ketika lobang itu mau menutup dirinya sendiri, gw pun mau gak mau musti keluar, ATAU dikubur hidup-hidup. Setelah gw pikir2, gw sangat bodoh kalau masih mau STUCK di sana dan rela dikubur hidup-hidup dalam perasaan tidak berdaya dan "Ya udah deh, daripada ga ada yang bikin gw nyaman, gw mandek aja disini" Hey, itu namanya gw gak menghargai diri gw sendiri dan memberikan penghargaan bagi "low self-esteem" gw.

Oh no, sister. Its not going to happen to me. Kalo dalam INCEPTION, ini tuh saat2 dimana si Leonardo DiCaprio menembak kepala MAL [alm. istrinya, yg mainin aktris Perancis gitu]

Q: "Jadi lo sekarang ma dia gimana? Open relationship gitu? Uh, gw gak suka term itu"

Q: "Kamu gimana sama dia skrg? Dari awal aku ngeliat kalian, jujur aja, ak gak ngeliat passion dari dia ke kamu. Ak kasian ngeliat kamu yang kayak ngejar2 dia tapi dianya biasa aja"

Q: "Akhirnya kamu putus juga?"

Btw, gak banyak yang tau gw udah putus,not even Mom. Mungkin dya akan kecewa dan senang dalam waktu yang sama [awkward?]

Btw disela2 sakit hati gw, kmrn gw menyempatkan diri untuk ke Tidung Island..ntar bikin reviewnya deh disini..Here is some snap shots..

And u should try this also..scream to ur lungs out..forget about ur problems [since ur only problem at that moment is the salty water in ur nose..YUCK]