Tuesday, October 19, 2010

Dunia Extrovert


Gw tadi baca blog seorang teman baik gw di kampus..tentang dunia introvert yang berbeda dengan dunia extrovert.

Walaupun kita sama2 menghirup udara yang sama dan kena polusi yang juga more or less the same [terutama bagi yg di Jakarta ya] Well, there's something different.. Iya donk, musti ada bedanya. klo ngga, yg mengenalkan terminologi extrovert dan introvert itu akan diamuk massa karena teorinya gak sahih. Kalau menurut gw, gw musti setuju dengan teman gw itu, persepsi kami berbeda. Sesuatu yang membuat dya ANNOYED, mungkin gak membuat gw annoyed. Sesuatu yang tenang dan damai mungkin membuatnya nyaman, sedangkan gw risih kalau gak heboh. Memang dasarnya gw punya bakat untuk bebancian [udah extrovert, gay pula..komplit spesial deh tuh]

Tapi, taukah kalian?

Dibalik gw yang ceria, masih banyak kesedihan yang ditahan di dada..
Dibalik sifat gw yang rusuh, masih ada ruangan yang sepi dan kosong..
Dibalik tawa gw yang keras, ada tangisan yang gw sendiri pun gak tau bagaimana caranya..

Gw mengesampingkan kesedihan..
Gw menghindari kekosongan..
Gw lupa bagaimana caranya menangis sejadi-jadinya..

Mereka tanya, "Val, kamu gak pernah sedih ya?"
Mereka ngga tau [dan gw rasa ngga perlu tau] kesedihan gw karena stereotype akan extrovert ya bolehnya cuma melucu dan ketawa aja.

Akan sangat aneh melihat seorang extrovert seperti gw datang ke kampus dengan mata sembab dan merah.
Akan sangat ganjil kalau melihat gw murung sendirian di kamar.
Akan sangat menyedihkan kalau bisa melihat gw mengeluarkan kesedihan gw dengan cara membasahi bantal di malam hari dengan isak tangis yang ditahan.

Kita gak jauh beda. Ada juga sisi introvert di gw, walaupun dominannya adalah extrovert. Jadi jangan cemburu pada kepribadian tertentu karena seberapa GEBYAR dan HEBOHnya extrovert, belum tentu seperti itu, vice versa.


Kesedihan ga bkl milih akan berteman sama siapa, apalagi kebahagiaan. [this is how u know that an extrovert is writing in this blog] Dan gw percaya, it's all in our perception.



And I need a good cry. [mengakhiri post sambil membuka buku "Crying for dummies"]

Thursday, September 16, 2010

Q Film Festival is coming


Gak kerasa 6 hari lagi udah OPENING CEREMONY untuk Q Film Festival 2010

I am totally excited

setelah berkomunikasi dengan para volunteer2 yang baik hati, gw yakin slama event, semuanya bakal berjalan dengan lancar.

Buat yang pengen lihat jadwalnya, silakan buka:

http://www.q-munity.org

Nyesel banget klo ga nonton, film-film yg ditayangkan itu sebagian adalah film indie yg gak ada di DVD..

Bring ur partner, ur friends, ur fag-hag or even ur mom [like me]


Thursday, September 9, 2010

Dari PDKT bisa jadi KLIEN

Okay, setelah sekian lama tidak menulis, gw mau menceritakan sesuatu hal yang baru saja terjadi hari ini sama gw.

When i checked my FB from my BB this morning, there was a friend request from a butch..the name didnt sound ALAY or Pathetic-desperate-type therefore I approve it. Then she sent me a msg on FB.. IT WAS AS EASY AS "A-B-C"

Harashta [its her initial. Why? Because HARASHTAR-Tarakanita 1 annual event will be held soon..HOORAYYY] wrote "Hi..boleh kenalan? kenalin ini Harashta.. Thx uda confirm. Pake bb juga? boleh minta PIN? hehe" and i responded well to her msg. We chatted in BBM, without noticing her FB page. I was wrong.

Setelah beberapa lama chat [krn baru HARI INI kejadiannya, beberapa lama bisa dibaca beberapa JAM] gw merasa ada sesuatu yang kurang BENAR. She flirted [maaf kalau Har yg sebenarnya membaca dan tidak merasa flirting, tp begitulah penghayatan saya] di 9 jam pertama dari awal perkenalan kami. THIS IS NOT RIGHT. We're both single but we have different point of view[or should I say guide book] on how to be a friendly lesbian, not FLIRTY.

Setelah itu gw pun ONLINE..chatting di FB sama temen gw Miss SL, pasangan dari one of my closest friends. Gw pun mendiskusikan mengenai HAR ke Miss SL..

SL: "Lo udah liat photonya?"
gw: "Udah. Eh sekilas deng. Bentar, gw liat lagi"
SL: "Apa yang lo liat?"
gw: [terdiam] "Photo of herselfnya sedikit"
SL : "iya. terus?"
gw: "Di mobile upload-nya banyak photo "kasih tak sampai" gitu. Dilihat dari tulisannya"
SL : "gw melihat photo cincin. 2 cincin yg sama"
gw: "Oh itu. Iya gw juga lihat."
SL : "Lihatlah ada 2 tangan disana. Ada apakah dibalik cincin itu?"
gw : [mengamati] "hmm itu commitment yg dia propose kepada pasangannya yang sebenernya ngga begitu excited"
SL: "OUCH!"

Analisa gw pun diperkuat dengan status mereka yg udah "seperated" dan tulisan2 di wall si Har yg menurut gw pretty AWFUL.. I mean, will u scream at ur GF? WILL YOU USE CAPSLOCK TO SOMEONE YOU LOVE?!?!?!? hal2 yang gw pelajari dari pengalaman gw dan orang lain membuat gw melihat gambaran dinamika hubungan mereka seperti apa. Dan sedihnya, ITU adalah dinamika gw dahulu bersama sang Mantan. Its like a crystal mirror that reflects something hurtful. I felt weird but i know, I'm over that problem and living my life to the fullest without that RELATIONSHIP B.S.

Dan gw minta maaf atas kelancangan gw membeberkan kebenaran pada dirinya mengenai masalah yg dihadapinya karena gw sebagai anak psikologi memang tidak tahan untuk memberikan overview dari masalah yang sedang mereka hadapi. U know u cant see anything clear when ure in a deep thoughts.

I cant help myself to diagnose [UHUK, sorry] people around me.

Sebagai penutup:

Har: "Iya, dya bilang dya gak sayang aku"
gw: "Trus bagaimana perasaan kamu ketika dya bilang dya gak sayang kamu?"
Har: "Kecewa. Sedih. Tp cinta. Menurut kmu, perlu ga ya ak samperin dya untuk lepas cincinnya?"
gw berpikir dalam hati: "Gw gak berani bilang yang sejujurnya, tapi ini KELEWAT OBVIOUS."

Well, maybe I need to tell her ex-GF,"Some lesbians, u have to break up with them more than once" and when she says I dont love u anymore, it really is like that. [OUCH!]

Wednesday, August 18, 2010

MERDEKA!!

Senangnya kalau gwe bisa mengatakan "Merdeka" kenceng-kenceng. Bukan cuma karena gwe sedang euforia hari kemerdekaan saja, tapi juga merayakan selesainya acara revisi yang memakan waktu dan tenaga gwe. Sayangnya kegiatan ini tidak diimbangi dengan kecepatan administrasi yang gwe harapkan untuk menyelesaikan urusan gwe di kampus secepatnya. Alhasil dalam beberapa waktu ini gwe akan masih harus bolak balik ke kampus.

Nggak ada hubungannya dengan kemerdekaan yang itu, gwe ingin memerdekakan para pembaca yang baik hati ini dengan entry gwe kali ini.

Di negara kita yang merdeka ini, gwe tahu masih banyak orang yang belum mengalami kemerdekaanya. Banyak dari antaranya bahkan tidak sadar kalau mereka belum merdeka. Tapi sebelum kita berpanjang-panjang untuk urusan merdeka merdeki ini, baiknya kita cari tahu dulu, apa arti kata merdeka.

Menurut KBBI:

mer·de·ka /merdéka/ a 1 bebas (dr perhambaan, penjajahan, dsb); berdiri sendiri: sejak proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 itu, bangsa kita sudah --; 2 tidak terkena atau lepas dr tuntutan: -- dr tuntutan penjara seumur hidup; 3 tidak terikat, tidak bergantung kpd orang atau pihak tertentu; leluasa: majalah mingguan --; boleh berbuat dng --;
-- ayam ki bebas merdeka (dapat berbuat sekehendak hatinya);
me·mer·de·ka·kan v menjadikan merdeka; membebaskan (diri); melepaskan dr penjajahan dsb; memberikan kebebasan: Inggris telah - tanah-tanah jajahannya;
pe·mer·de·ka n orang (negara dsb) yg memerdekakan;
ke·mer·de·ka·an n keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dsb); kebebasan: - adalah hak segala bangsa;
se·mer·de·ka-mer·de·ka·nya adv tidak terpengaruh (oleh apa dan siapa pun); bebas atau lepas sama sekali: seni lukis harus - dr segala ikatan moral dan tradisi untuk dapat hidup

Sudahkah gwe merdeka? Sudahkah kita merdeka?

Hm...

Ketika gwe melihat ke sekitar gwe beberapa hari ini, gwe baru menyadari bahwa kemerdekaan itu hanya lip service saja. Buktinya masih banyak mereka yang masih terikat ini dan itu, dan membuat mereka tidak bisa menikmati menjadi diri sendiri. Beberapa terikat dengan masalah perekonomian, yang lain terikat dengan masalah pendidikan. Tapi yang paling menyedihkan adalah...

...

Mereka yang terikat masalah percintaan.

*digebukin massa*

Serius amat sih?

Iya... iya... gwe sebenernya cuma mau mengungkapkan bela sungkawa gwe kepada mereka yang masih in the closet sehingga belum merdeka buat PDA di luaran. Tapi berhubung ini juga masih bulan puasa, toh nggak ada yang berniat digebukin FPI pas lagi PDA kan?

Uhm... Gwe lagi ga serius nih, kabur dulu yah...

...

MERDEKA!!

Was was !

Makan bersama seorang teman pria tadi siang mengingatkanku ketika kami BBMan beberapa minggu yang lalu…nama pria itu Luki usianya terpaut 5 tahun dibawahku dan kami berbeda departemen, pria yang cukup tampan, rapi, bersih, pandai dan agak bawel. Aku sudah lama mengenalnya dan biasa saling bercerita masalah pekerjaan dan wanita, beberapa gebetannya dulu adalah teman-teman kosku.. Kurang lebih begini percakapannya beberapa minggu lalu aku masih sangat ingat intinya….

Luki : sibuk mbak…
Aruna : Gak, napa?
Luki : cewe yang sering bareng kamu itu siapa?
Aruna : Hah? Yang mana?
Luki : yang tadi siang waktu kita ketemu deket ruanganku.
Aruna : oh hahahaha….kenapa? mantan partner kerjaku tp udah pindah bagian sekarang
Luki : siapa namanya? Departemen mana sekarang? Kok aku baru lihat ya?
Aruna : hahaha napsu bener? Namanya Didi anak project.
Luki : Lesbianmu ya mbak? Hehehe..
Aruna : hahaha ngawur…( ngetik sambil bingung )
Luki : ih lesbianmu bukan?
Aruna : hahaha kenapa sih? Sana kalo mau deketin masih single kok
Luki : oh masih suka batangan toh kamu? Aku kan Cuma nanya
Kalo itu lesbianmu ya aku ijin deketin
Aruna : hahahaha….( padahal bingung mau jawab apa )
Luki : eh dia lebih tua ya dari kamu mbak?
Aruna : wakakakkk tampang aku muda ya? dia 2 tahun di bawah aku kok, tetep aja kamu
Brondong. Kamu tuh selalu nanya-nanya cewe tp gak dapet-dapet
..................................................................................

Masih banyak percakapanku dengannya, tapi yang paling aku garis bawahi adalah masalah dia menyinggung tentang lesbian. Aku cukup kaget ketika Luki menyampaikan apakah Didi adalah partner lesbianku…teman-teman dekat dikantorku memang rata-rata wanita, tapi mungkin kebetulan yang selalu bareng aku kalau ketemu Luki itu Didi. Sebenarnya aku agak jengah dengan pertanyaannya, aku memang masih menutup diri mengenai orientasi seksualku. Terkadang ngeri juga mendapat tatapan aneh para pria dengan bahasa tubuh seperti mengatakan “ jangan-jangan Aruna lesbi”

Luki dan Didi semakin dekat, sesekali mereka mengajakku jalan bareng dan ngopi bareng dikantor. Didi pernah menyampaikan perkataan Luki kepadaku “ Runa, kata Luki loe disuruh kembali ke jalan yang benar…” hehehe aku cuma tertawa sederhana dan hanya berkata “sialan”. Terkadang aku takut bagaimana jika beberapa orang memang tahu aku lesbian? Tak jarang aku menginstropeksi diri, kembali mengingat apakah ada kesalahan gerakan atau merayu wanita didepan umum? Atau apakah aku tanpa sengaja pernah memandang wanita cantik tanpa berkedip di depan para sahabatku? Tapi sepertinya aku cukup sopan kok, tidak pernah merayu wanita dan aku tidak pernah menyentuh secara fisik ataupun melecehkan wanita…

Hmmm atau mungkin pernah ada yang melihat ketika para wanita mulai gemas kepadaku? Apa ada yang lihat ketika Dora mencubit pipiku dengan gemas? Atau ada yang lihat ketika terkadang beberapa teman wanita dengan semaunya mengacak acak rambutku, iseng mengepang rambutku yang cuma secuil, atau sekedar merengek manja padaku? Ahhhhh entahlah…serba salah jadinya…

Sama seperti ketika partner kerjaku mengejar beberapa pertanyaan kepadaku mengenai seorang wanita yang baru bertemu aku sekali namun kenapa ngobrolnya hanya mau denganku? Dan aku hanya menjawab “ meneketehe…meneketehe..meneketehe…” Hahahaha…sepertinya aku harus mempertebal topeng penyamaranku….